Senin, 21 September 2015

PENDUDUK, MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

A.  PERTUMBUHAN PENDUDUK

1. Perkembangan Penduduk Dunia


     Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia. Model pertumbuhan penduduk meliputi Model Pertumbuhan Malthusian dan model logistic.

     Ketika pertumbuhan penduduk dapat melewati kapasitas muat suatu wilayah atau lingkungan hasilnya berakhir dengan kelebihan penduduk. Gangguan dalam populasi manusia dapat menyebabkan masalah seperti polusi dan kemacetan lalu lintas, meskipun dapat ditutupi perubahan teknologi dan ekonomi. Wilayah tersebut dapat dianggap "kurang penduduk" bila populasi tidak cukup besar untuk mengelola sebuah sistem ekonomi.

2. Penggandaan Penduduk Dunia

     Penyebab penggandaan penduduk dunia ialah adanya peningkatan jumlah penduduk dalam suatu daerah negara pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor demografi seperti, kematian (mortalitas), kelahiran (fertalitas), dan migrasi.

3. Faktor-faktor Demografi Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk

   Faktor demografi ialah uraian faktor tentang penduduk disuatu wilayah / negara yang mempengaruhi tentang kelahiran, perkawinan, kematian dan migrasi. Faktor-faktor demografi itlah yang menjadi pengukuran yang biasa disebut tingkat/rate. Tingkat/rate adalah suatu kejadian / kondisi dari peristiwa yang menyatukan dalam bentuk perbandingan yang dinyatakan tiap 1000 penduduk.

    Kematian (Mortalitas), ternyata kematian ada beberapa macam tingkatan tetapi yang terkenal hanya 2 tingkatan kematian yaitu tingkat kematian kasar dan tingkat kematian khusus.

4. Rumus Tingkat Kematian Kasar

     Tingkat kematian kasar (crude death rate). Ada banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut, maka dapat dituliskan dengan rumus :



          D = jumlah kematian
          Pm = jumlah penduduk pertengahan tahun
          K = konstanta

5. Rumus Tingkat Kematian Khusus


         Tingkat kematian khusus (age specific death rate). Tingkat kematian dipengaruhi oleh beberapa faktor perbedaan seperti, umur, jenis, kelamin, dan pekerjaan. Perbedaan faktor inilah yang menjadi resiko kematian tingkat menurut umur, sehingga dapat dibuat rumus :



6. Angka Kelahiran
         
         Secara garis besar angka kelahiran dibagi menjadi 3, yaitu :
  • Angka Kelahiran Kasar 
         Angka kelahiran kasar atau Crude Birth Rate (CBR) menunjukkan jumlah bayi yang lahir setiap 1.000 penduduk dalam satu tahun. Untuk mencari angka kelahiran kasar digunakan rumus sebagai berikut.

         Di mana: CBR = L/P *1000

         CBR = angka kelahiran kasar
         L = jumlah kelahiran selama satu tahun
         P = jumlah penduduk pertengahan tahun

         Angka kelahiran kasar digolongkan menjadi tiga, yaitu:

         a) Golongan tinggi, apabila jumlah kelahiran lebih dari 30.
         b) Golongan sedang, apabila jumlah kelahiran antara 20 - 30.
         c) Golongan rendah, apabila jumlah kelahiran kurang dari 20.
  • Angka Kelahiran Umum
       Angka kelahiran umum/General Fertility Rate (GFR) adalah banyaknya kelahiran tiap 1.000 wanita yang berusia 15 - 49 tahun pada pertengahan tahun. Angka kelahiran umum dapat diketahui dengan rumus.

         Di mana: GFR = L/W(15-49)*1000
         L = banyaknya kelahiran selama satu tahun
         W(15 - 49) = banyaknya penduduk wanita yang berumur 15 – 49 Tahun
  • Angka Kelahiran Khusus
       Angka kelahiran khusus atau Age Spesific Birth Rate (ASBR) menunjukkan banyaknya bayi lahir setiap 1.000 orang wanita pada usia tertentu dalam waktu satu tahun. Untuk mengetahui ASBR digunakan rumus sebagai berikut.

         Di mana: ASBR = Lx/Px*1000
         ASBR = angka kelahiran dari wanita pada umur tertentu
         Lx = jumlah kelahiran dari wanita pada kelompok umur tertentu
         Px = jumlah wanita pada kelompok umur tertentu

7. Migrasi

        Migrasi manusia adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain. Arus migrasi ini berlangsung sebagai tanggapan terhadap adanya perbedaan pendapatan antara kota dan desa. Namun, pendapatan yang dimaksud bukanlah pendapatan aktual, melainkan penghasilah yang diharapkan (expected income). Kerangka Skematik ini merupakan aplikasi dari model dekskripsi Todaro mengenai migrasi. Premis dasar yang dianut dalam model ini adalah bahwa para migran mempertimbangkan dan membandingkan pasar-pasar tenaga kerja yang tersedia bagi mereka disektor pedesaan dan perkotaan, serta memilih salah satunya yang dapat memaksimumkan keuntungan yang diharapkan. Besar kecilnya keuntungan yang mereka harapkan diukur berdasarkan besar kecilnya selisih antara pendapatan riil dari pekerjaan dikota dan didesa, angka tersebut merupakan implementasinya terhadap peluang migran untuk mendapatkan pekerjaan dikota.


8. Macam-macam Migrasi

         Migrasi terbagi menjadi beberapa pengertian, yaitu : transmigrasi, imigrasi, emigrasi, remigrasi, urbanisasi

  • Transmigrasi
     Transmigrasi (dari bahasa Belanda: transmigratie) adalah suatu program yang dibuat oleh pemerintah untuk memindahkan penduduk dari suatu daerah yang padat penduduk (kota) ke daerah lain (desa). Penduduk yang melakukan transmigrasi disebut transmigran.
  • Imigrasi
       Imigrasi adalah perpindahan orang dari suatu negara-bangsa (nation-state) ke negara lain, di mana ia bukan merupakan warga negara. Imigrasi merujuk pada perpindahan untuk menetap permanen yang dilakukan oleh imigran, sedangkan turis dan pendatang untuk jangka waktu pendek tidak dianggap imigran. Walaupun demikian, migrasi pekerja musiman (umumnya untuk periode kurang dari satu tahun) sering dianggap sebagai bentuk imigrasi. PBB memperkirakan ada sekitar 190 juta imigran internasional pada tahun 2005, sekitar 3% dari populasi dunia. Sisanya tinggal di negara kelahiran mereka atau negara penerusnya.
  • Emigrasi
        Emigrasi adalah tindakan meninggalkan negara asal seseorang atau wilayah untuk menetap di negara lain. Ini adalah sama seperti imigrasi tapi dari perspektif negara asal.
  • Remigrasi
         Remigrasi Adalah kembalinya penduduk ke negara asal setelah beberapa lama berada di negara orang lain. 
  • Urbanisasi
    Adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan menetap. Faktor yang menyebabkan terjadinya urbanisasi yaitu: ingin mencari pekerjaan, karena di kota lebih banyak lapangan kerja dan upahnya tinggi, ingin mencari pengalaman di kota, ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan sebagainya. 


9. Akibat Migrasi

         Berikut ini adalah akibat yang muncul dari migrasi :

  • Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Bidang Ekonomi
         Dampak kepadatan penduduk terhadap bidang ekonomi adalah pendapatan per kapita berkurang sehingga daya beli masyarakat menurun. Hal ini juga menyebabkan kemampuan menabung masyarakat menurun sehingga dana untuk pembangunan negara berkurang. Ak ibatnya, lapangan kerja menjadi berkurang dan pengangguran makin meningkat.
  • Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Bidang Sosial
    Jika lapangan pekerjaan berkurang, maka pengangguran akan men ingkat. Hal ini akan meningkatkan kejahatan. Selain itu, terjadinya urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota untuk mendapatkan pekerjaan yang layak makin meningkatkan penduduk kota. Hal ini berdampak pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.
  •  Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Lingkungan
         Jumlah penduduk yang makin meningkat menyebabkan kebutuhannya makin meningkat pula. Hal ini berdampak negatif pada lingkungan, yaitu pencemaran lingkungan akibat aktivitas manusia.

10. 3 Jenis Struktur Penduduk

           Struktur penduduk terdiri dari 3 jenis, yaitu :

  • Piramida Penduduk Muda
       Piramida penduduk ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang. Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Bentuk ini umumnya kita lihat pada negara – negara yang sedang berkembang. Misalnya India, Brazil dan Indonesia.
  • Piramida Stationer
      Piramida ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Piramida penduduk yang berbentuk system ini terdapat pada negara-negara yang maju seperti Swedia, Belanda dan Skandinavia. 
  • Piramida Penduduk Tua
         Piramida penduduk ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat dan tingkat kematian yang kecil sekali. Apabila angka kelahiran jenis kelamin pria besar, maka suatu Negara bias kekurangan penduduk. Negara yang bentuk piramida penduduknya seperti ini adalah Jerman, Inggris, Belgia dan Perancis.

11. Bentuk Piramida Penduduk Stationer, Muda dan Tua


  • Piramida Penduduk Muda (Expansive). 



  • Piramida Penduduk Stationer



  • Piramida Penduduk Tua


12. Rasio Ketergantungan

       Rasio Ketergantungan atau Dependency Ratio adalah perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun.



         Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua :
  • Rasio Ketergantungan Muda adalah perbandingan jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk umur 15 – 64 tahun.
  • Rasio Ketergantungan Tua adalah perbandingan jumlah penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk di usia 15-64 tahun. 


         Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang. Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

B. KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN

1. Pertumbuhan, Perkembangan Kebudayaan di Indonesia

  • Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
      Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab (India), tapi kapak genggam semacam ini tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara


    Berdasarkan penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.

  • Zaman Batu Muda (Neolithikum)

   Manusia pada zaman batu muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat alat-alat lain yang mereka perlukan.

          Ciri – ciri zaman batu muda :
          1.  Mulai menetap dan membuat rumah
          2.  Membentuk kelompok masyarakat desa
          3.  Bertani

          4.  Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup

       Bangsa-bangsa Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan perunggu.

2. Kebudayaan Hindu, Budha dan Islam

  • Masuknya Agama Hindu ke Indonesia

         Menurut catatan sejarah, masuknya Agama Hindu ke Indonesia diperkirakan sekitar awal abad ke-IV. Ini ditandai dengan berdirinya kerajaraan Kutai dan Tarumanegara yang bercorak Hindu. Kehadiran Agama Hindu ke Indonesia menandai berakhirnya zaman prasejarah di Indonesia. Ciri-ciri peralihan zaman pra sejarah adalah dengan di kenalnya tulisan. Hal ini di buktikan dari beberapa prasasti yang ditemukan yang berasal dari Kerajaan Tarumanegara yang menggunakan tulisan Pallawa, tulisan asli India. Ini membuktikan bahwa, agama Hindu masuk ke Indonesia dan mengakhiri masa prasejarah di Indonesia, memasuki masa sejarah.

  • Pembawa Agama Hindu Masuk ke Indonesia

        Banyak teori yang mengemukakan bagaimana Agama Hindu masuk ke Indoenesia. Teori-teori tentang pembawa masuknya agama Hindu ke Indonesia adalah:

1. Teori Brahmana

        Teori Brahmana di kemukakan oleh Van Leur. Van Leur berpendapat bahwa Agama Hindu di bawa oleh para Brahmana atau para pendeta ke Indonesia ia berpendapat seperti itu karena para Brahmana lah yang mengetahui kitab weda. Selain itu, kaum Bhrahmana yang bertanggungjawab dalam penyebaran agama Hindu, termasuk ke Indonesia.

2. Teori Ksatria

       Teori ke satria ini dikemukan oleh Majundar, Moekrji dan Nehru. Mereka mengatakan bahwa Agama Hindu di bawa oleh para prajurit India yang ingin menaklukan Indonesia lalu menyebarkan agama hindu. Tetapi melihat eksistensi kerajaan di Indonesia, tidak ada satupun kerajaan yang di bawah kekuasaan India, walaupun pengaruh India dalam kerajaan Hindu di Indonesia sangat kuat, karena bangsa Indonesia waktu itu menganut Agama Hindu.

3. Teori Waisya

        Teori Waisya di kemukakan oleh Krom . Menurut Krom, Agama Hindu masuk ke Indonesia di bawa oleh para pedagang atau golongan waisya, Buktinya banyak pedagang dari India yang berdagang di indonesia lalu mereka menyebarkan agama hindu di Indonesia. Teori ini memang kuat, karena sejak zaman dahulu, bangsa-bangsa di nusantara di kenal sebagai pedangang dan pelaut ulung. Sehingga interaksi antara pedagang di nusantara dengan pedang India sangat memungkinkan.

4. Teori Sudra

        Teori lainnya mengatakan bahwa Agama Hindu di bawa oleh para budak atau golongan sudra, mereka menyebarkan agama hindu karena ingin merubah nasib mereka. Orang-orang Sudra yang merupakan golongan terbawah dalam strata kasta Hindu masuk ke Indonesia untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Tapi, teori ini tidak terlalu kuat, karena secara rasional, pengaruh kaum Sudra untuk menyebarkan Agama Hindu tidak terlalu besar dalam mempengaruhi masyarakat di Nusantara

5. Teori Arus Balik

       Teori arus balik ini menyatakan bahwa bangsa di Nusantara belajar agama hindu di India lalu menyebarkan kembali di Indonesia. Teori ini kuat, tetapi menurut catatan sejarah, orang-orang di nusantara baru belajar Agama Hindu ke India (pusat Agama Hindu) setelah beberapa kerajaan di Nusantara menganut Agama Hindu. Ini di buktikan dari sejarah kerajaan Sriwijaya, yang mengirim beberapa orang untuk belajar Agama Hindu di India.
  • Masuknya Agama Buddha ke Indonesia
       Menurut bukti prasasti serta peninggalan-peninggalan sejarah yang ada, diperkirakan Agama Budha masuk ke Indonesia sekitar abad ke 5. Menurut para ahli, Agama Budha dibawa oleh pengelana dari  Cina bernama Fa Hsien. Kerajaan Sriwijaya diyakini sebagai Kerajaan Budha pertama yang ada di Indonesia.Hal ini dibuktikan dengan adanya catatan sejarah dari seorang sarjana Cina bernama I-Tsing. Agama Budha adalah salah satu agama tertua di Indonesia. Pada masa orde  baru, agama Budha dan Hindu dijadikan 5 agama resmi yang ada di Indonesia. Setelah terjadinya Gerakan G-30S/PKI, pengikut agama Budha semakin banyak. Ini semua disebabkan oleh peraturan orde baru yang mewajibkan setiap warga negara Indonesia wajib memiliki satu agama untuk dianut agar tidak dikira komunis.
  • Pengaruh Budaya Hinda-Buddha Terhadap Kebudayaan Indonesia
        Datangnya agama Hindu dan Buddha ke Indonesia membawa pengaruh terhadap semua aspek kehidupan bangsa Indonesia, diantaranya:

1. Bidang Aksara dan Seni Sastra

        Pengaruh ini dianggap paling penting dalam perubahan kebudayaan nusantara, dengan mengenal aksara menandakan bangsa Indonesia telah mengalami perubahan yang sebelumnya dikenal prasejarah menjadi sejarah.

    Contohnya: ditemukan beberapa tulisan yang digoreskan pada bebatuan di daerah Sungai Cisadane, Jawa Barat.

2. Bidang Politik dan Pemerintahan

        Sistem pemerintahan mengikuti pola dari India yaitu kerajaan, dimana kekuasaan dipegang oleh raja dan bersifat turun temurun. Pergantian penguasaan berdasarkan keturunan.

3. Bidang Ilmu Pengetahuan

     Di kenalnya sistem pengetahuan yaitu seperti huruf pallawa dan bahasa Sansekerta menjadi pembuka jalan bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan. Para Brahmana berperan sebagai rohanaiwan sekaligus ilmuwan.

4. Bidang Ilmu Sosial

     Sistem stratifikasi mengikuti pola dari india yaitu pembagian masyarakat berdasarkan sistem kasta. 
  
5. Bidang Teknologi

      Pengetahuan dan teknologi yang dimiliki bangsa Indonesia semakin  berkembang. Akibatnya, terjadi perpaduan pengetahuan dan teknologi dari India dengan masyarakat Indonesia yang terlihat  jelas dalam pembangunan Candi Borobudur.
  • Masuknya Agama Islam ke Indonesia
     Berkembangnya agama Islam berawal dari masyarakat yang berada di daerah pesisir pantai. Diperkirakan agama dan kebudayaan Islam masuk ke Indonesia sejak abad ke-7 M. Kemudian, agama dan kebudayaan Islam dikembangkan ke daerah pedalaman yang ditujukan pada kalangan istana, yaitu raja, keluarga raja, dan kaum bangsawan. Masuknya ajaran Islam melahirkan kerajaan-kerajaan bercorak Islam yang ekspansionis, seperti Samudera Pasai di Sumatra dan Demak di Jawa Barat.

      Dalam perkembangannya, Islam dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat. Ada beberapa faktor yang mendorong islam cepat berkembang, yaitu:


  1. Islam tidak mengenal perbedaan golongan
  2. Agama Islam cocok dengan jiwa pedagang
  3. Agama islam dikembangkan dengan cara damai
  4. Sifat masyarakat indonesia yang ramah tamah memberi peluang untuk bergaul lebih erat dengan bangsa lain.
  • Pengaruh Budaya Islam Terhadap Kebudayaan Indonesia
       Dalam perkembangan kebudayaan Islam di Indonesia, pola dasar kebudayaan setempat masih tetap kuat, sehingga terdapat wujud dan bentuk perpaduan budaya tradisional Indonesia dengan budaya Islam, atau disebut dengan akulturasi budaya. Adanya persamaan derajat dan hak, menyebabkan perkembangan Islam di Indonesia semakin pesat, terutama pada masyarakat di daerah pesisir atau di kota-kota bandar perdagangan.

       Kaum ulama dan para pemuka agama seperti kyai mendapat tempat di masyarakat, karena mereka memandang ulama sebagai pemimpin dan mereka mematuhi nasihatnya. Golongan ulama yang terkenal pada abad ke-15 dan ke-16 adalah para wali yang berjumlah sembilan orang atau terkenal dengan wali songo.


         Perkembangan Malaka sebagai pusat perdagangan Islam juga mendorong Malaka menjadi pusat penyebaran Islam di Asia Tenggara. hal ini disebabkan banyak para pedagang Islam termasuk dari Indonesia datang ke Malaka tidak sekedar berdagang, tetapi juga memperdalam ajaran agama Islam.
  • Budaya Barat
    Budaya Barat (kadang-kadang disamakan dengan peradaban Barat atau peradaban Eropa), mengacu pada budaya yang berasal dari Eropa.

       Istilah "budaya Barat" digunakan sangat luas untuk merujuk pada warisan norma-norma sosial, nilai-nilai etika, adat istiadat, keyakinan agama, sistem politik, artefak budaya khusus, serta teknologi. Secara spesifik, istilah budaya Barat dapat ditujukan terhadap:

       Pengaruh budaya Klasik dan Renaisans Yunani-Romawi dalam hal seni, filsafat, sastra, dan tema hukum dan tradisi, dampak sosial budaya dari periode migrasi dan warisan budaya Keltik, Jermanik, Romanik, Slavik, dan kelompok etnis lainnya, serta dalam hal tradisi rasionalisme dalam berbagai bidang kehidupan yang dikembangkan oleh filosofi Helenistik, skolastisisme, humanisme, revolusi ilmiah dan pencerahan, dan termasuk pula pemikiran politik, argumen rasional umum yang mendukung kebebasan berpikir, hak asasi manusia, kesetaraan dan nilai-nilai demokrasi yang menentang irasionalitas dan teokrasi.

        Pengaruh budaya Alkitab-Kristiani dalam hal pemikiran rohani, adat dan dalam tradisi etika atau moral, selama masa Pasca Klasik.

       Pengaruh budaya Eropa Barat dalam hal seni, musik, cerita rakyat, etika dan tradisi lisan, dengan tema-tema yang dikembangkan lebih lanjut selama masa Romantisisme.

     Konsep budaya Barat umumnya terkait dengan definisi klasik dari Dunia Barat. Dalam definisi ini, kebudayaan Barat adalah himpunan sastra, sains, politik, serta prinsip-prinsip artistik dan filosofi yang membedakannya dari peradaban lain. Sebagian besar rangkaian tradisi dan pengetahuan tersebut umumnya telah dikumpulkan dalam kanon Barat. Istilah ini juga telah dihubungkan dengan negara-negara yang sejarahnya amat dipengaruhi oleh imigrasi atau kolonisasi orang-orang Eropa, misalnya seperti negara-negara di benua Amerika dan Australasia, dan tidak terbatas hanya oleh imigran dari Eropa Barat. Eropa Tengah juga dianggap sebagai penyumbang unsur-unsur asli dari kebudayaan Barat.

      Beberapa kecenderungan yang dianggap mendefinisikan masyarakat Barat moderen, antara lain dengan adanya pluralisme politik, berbagai subkultur atau budaya tandingan penting (seperti gerakan-gerakan Zaman Baru), serta peningkatan sinkretisme budaya sebagai akibat dari globalisasi dan migrasi manusia.




Sumber :


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar