Selasa, 29 November 2011

Fenomena Langka: Black Hole Telan Satu Bintang

Pancaran kosmik menakhjubkan dari sebuah Black Hole raksasa saat menggilas dan menelan sebuah bintang tertangkap oleh para astronom untuk pertama kalinya.
Peristiwa langka ini—merupakan salah satu kekuatan paling besar di alam semesta—yang menunjukkan bagaimana aliran plasma saat mengalir keluar dari monster ruang angkasa menyeramkan di pusat galaksi pada jarak sekitar empat milyar tahun cahaya dari Bumi.
Peristiwa spektakuler ini memperlihatkan bagaimana puing-puing bintang dilibas Black Hole yang belum pernah ter-observasi sebelumnya.
Peristiwa ini secara ilmiah dikenal sebagai ‘pancaran relativistic’, yang mana dapat menjangkau jarak hingga ratusan ribu tahun cahaya.
Sebagian besar galaksi memiliki Black Hole raksasa—wilayah-wilayah ruang angkasa yang dapat menyedot apapun di daerah sekitarnya dengan kekuatan daya gravitasi pada inti dengan jutaan bahkan milyaran masa matahari.
Penghancuran bintang tersebut terdeteksi oleh Teleskop Swift, Maret lalu, setelah melakukan penjelajahan mendekati Black Hole raksasa.
Dr. David Burrows dan sebuah tim ilmuwan pada Pennsylvania State University mengatakan, analisa kimia dari pancaran cahaya ultraviolet menunjukkan bahwa unsur-unsur ini berasal dari meterial yang tersedot Black Hole seukuran satu juta kali matahari.
Dalam laporan yang ditulis dalam Nature, tim ini, mengatakan, “Kami menyimpulkan bahwa kami telah menangkap aktivitas pancaran relativistic dari Black Hole super besar.”
Tertelannya satu bintang oleh sebuah Black Hole hanya terjadi sekali setiap seratus juta tahun dalam sebuah galaksi. Black Hole tersebut, kini diyakini menjadi lebih kuat karena tambahan masa dari bintang yang tertelan. (Erabaru/DM/sua)




Minggu, 27 November 2011

Fenomena "burnout" Dalam Organisasi

Akhir-akhir ini, perhatian makin diberikan kepada suatu fenomena yang disebut burnout yang artinya “terbakar habis”. Kondisi ini menimpa sejumlah karyawan manajemen dan pengawasan, khususnya orang-orang yang berprestasi dan para pelaku mandiri. Alasannya karena orang ini mengetahui bagaimana cara menyembunyikan kelemahan mereka dengan baik, burnout tidak kelihatan pada masa awal. Namun hal ini terlihat jelas bagi orang disekitarnya begitu keadaan muncul. 

Namun belum ada definisi umum yang diterima, burnout dapat digambarkan sebagai berkurangnya vitalitas, energi, sumber dari dalam serta kemampuan untuk berfungsi dari seseorang secara terus menerus.

Fenomena ‘ burnout’ telah telah dianalisa sejak awal tahun  1970-an ( Pastore & Judd, 1992 ). Namun sampai sekarangagak sulit menemukan  definisi operational yang konkrit tentang ‘ burnout’. Freudenberger (1980: 74 ) mendefinisikan  ‘burnout’ sebagai : ” …a state of fatigue or frustration brought about by devotion to a cause, way of life, or relationship that failed to produce the expected reward.”  Sering kali banyak kekeliruan di kalangan penulis untuk menggunakan  konsep yang sama antara  ‘burnout’ dan tekanan (stress). dua istilah  ini telah digunakan secara silih berganti dalam berbagai penulisan walaupun pada hakikatnya ada perbedaan  di antara kedua-dua konsep tersebut, karena sangat sulit membedakan karena keduanya. Selain ada  persamaan ciri-ciri dan simptoms-simptomps pada individu yang mengalami masalah-masalah tersebut.

Menurut Lazarus (1966) dan Selye (1976), ” burnout is usually a result of unmediated stress, and in several theories certain stress reactions are referred to in terms that are similar to those used to describe burnout. “( Friedman, 1995). Farber (1983:3) pula menyimpulkan bahawa ” in general burnout can be conceptualized as a function of the stresses engendered by individual, work-related and societal factors “

Maslach dan Pines telah mengkaji tentang ‘burnout’ dari perpektif sosial-psikologikal. Kajian mereka telah berhasil menciptakan teori yang  dikenal sebagai Maslach Burnout Inventori. Inventori ini telah digunakan secara meluas untuk menentukan tiga faktor dalam mengukur ‘burnout’ terhadap individu. Faktor-faktor tersebut adalah dari segi keletihan emosi ( emotion exhaustion), gangguan keperibadian sendiri  (depersonalization ), dan pencapaian pribadi ( personal accomplishment ). Di samping itu, Maslach dan Pines percaya bahwa kriteria  kerja/job description/tugas dalam sebuah organisasi adalah faktor penyebab utama  lahirnya  ‘ burnout’ ( Gold & Roth, 1993 ).

Maslach dan Pines(1981) ada tiga komponen kriteria seseorang mengalami  ‘burnout’ yaitu , keletihan ( exhaustion ) fizikal, emosi dan mental. Sehubungan itu, daripada kajian Pines dan Aronson (1981), ‘ burnout’ dicirikan sebagai suatu keadaan yang dialami oleh mental-emosi dan Fisik  individu seperti kelesuan, kemurungan, optimistik, perasaan terperangkap, perasaan tidak berguna, dan perasaan energetik ( Fejgin et.al,1995 ).

Korban burnout merasa terjepit, kehabisan tenaga dan kosong. Dia merasa kecewa, sinis, mudah tersinggung dan tegang. Kepada orang lain dia terlihat marah atau depresi dan menarik diri. Setiap masalah kecil dapat menyulut rekasi kemarahan atau kehinaan. Saran-saran baik atau penawaran bantuan semuanya tidak didengar.

Korban burnout merasa bahwa kehidupan dan pekerjaannya telah kehilangan arti. Apa yang dahulunya menggairahkan dan menantang sekarang menjadi membosankan. Hari kerja seakan urusan yang menyakitkan dan membuatnya frustasi. Terlalu banyak pekerjaan yang harus dilakukan, terlalu banyak gangguan yang tidak perlu yang harus ditahan, terlalu banyak masalah sepele yang harus diperhatikan dan tidak ada penghargaan yang dapat dibanggakan pada akhir hari kerja. Banyak orang yang menjadi korban burnout menjadi pengawas jam yang kronis, “santai”, Menghindari tanggungjawab atau orang yang sering mangkir atau mereka pergi kerja dengan cara seperti robot.




Sumber : http://elqorni.wordpress.com/2010/09/02/fenomena-burnout-dalam-organisasi/

Sarana Manajemen

Sarana Manajemen

Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Toolsmen, money, materials, machines, method, dan markets. merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu
  • Man (SDM)
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.
  • Money (uang)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
  • Materials (bahan)
Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
  • Machines (mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
  • Methods (metode)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
  • Market (pasar)
Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.




Sumber : http://elqorni.wordpress.com/2008/04/24/sejarah-ilmu-manajemen/

Manajemen Yang Efektif, Karyawan Yang Besrkualitas

“Kelalaian Manajemen Menyatukan Visi Perusahaan Berpotensi Menurunkan Kualitas Karyawan Untuk Berkontribusi Kepada Perusahaan.”-Djajendra

Manajemen yang efektif adalah manajemen yang didukung oleh seluruh lapisan karyawan dengan integritas untuk merealisasikan rencana dan target perusahaan. Apabila manajemen lalai menyatukan visi bersama kepada seluruh lapisan karyawan dan pimpinan, maka manajemen akan kehilangan kekuatan untuk menjalankan semua program kerja. Akibatnya, manajemen akan selalu merasa kualitas karyawan tidak pernah cukup untuk memenuhi tantangan organisasi. Padahal persoalan kekurangan itu ada pada ketidakmampuan manajemen untuk menginternalisasikan visi perusahaan kepada seluruh lapisan karyawan dan pimpinan.

Manajemen yang berkualitas akan selalu membuka diri untuk di awasi dan di evaluasi oleh setiap stakeholdersnya. Termasuk, menjalankan operasional kerja dengan prinsip-prinsip good governance yang diperkuat dengan panduan etika bisnis, code of conduct, dan sikap profesionalisme di semua aspek kerja. Kesiapan manajemen untuk dinilai oleh stakeholders adalah bukti berjalannya model manajemen terbuka dengan kualitas prima. Manajemen yang terbuka selalu menjalankan model manajemen yang proaktif terhadap semua persoalan stakeholders. Di mana, fokus kerja ditujukan untuk melakukan koordinasi terhadap semua potensi unggul perusahaan untuk menjadikan semua sumber daya perusahaan bisa berkontribusi buat nilai tambah bisnis perusahaan.

Sikap manajemen yang jujur pada diri sendiri dan jujur pada semua aspek kerja yang ada, merupakan sikap bijak yang akan membawa manajemen bersinar terang dengan kinerja terbaik. Karyawan merupakan inti kekuatan manajemen dalam menghadapi kompetisi bisnis yang ketat.  Manajemen harus dengan tekun dan disiplin tinggi melatih setiap karyawan untuk bisa berkontribusi buat semua rencana dan target perusahaan dengan berkualitas. Tanpa dukungan kompetensi dan kualitas terbaik dari karyawan, manajemen akan sulit mewujudkan prestasi dan kinerja dengan optimal. Tanpa perhatian yang sepenuh hati dari manajemen kepada karyawan, karyawan akan kehilangan arah dan gairah kerja. Hubungan yang harmonis dan saling mendukung di antara manajemen dengan karyawan adalah wajib untuk dilakukan agar prestasi dapat terwujud.




Sumber : http://kecerdasanmotivasi.wordpress.com/2010/03/07/manajemen-efektif-karyawan-berkualitas/

Prinsip Manajemen

Prinsip manajemen

Prinsip dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum yang merupakan sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak. Prinsip merupakan dasar, namun tidak bersifat mutlak karena prinsip bukanlah umum. Dalam hubungannya dengan manajemen prinsip-prinsip bersifat fleksibel dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-sitauasi yang berubah.
Prinsip-prinsip umum manajemen (general principle of management) teridir dari:
  • Pembagian kerja (Division of work)
Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like and dislike.
Dengan adanya prinsip the right man in the right place akan memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja. Pembagian kerja yang baik merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja. kecerobohan dalam pembagian kerja akan berpengaruh kurang baik dan mungkin menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena itu, seorang manajer yang berpengalaman akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip utama yang akan menjadi titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya.
  • Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti pertanggungjawaban. Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya.
Tanggung jawab terbesar terletak pada manajer puncak. Kegagalan suatu usaha bukan terletak pada karyawan, tetapi terletak pada puncak pimpinannya karena yang mempunyai wewemang terbesar adalah manajer puncak. oleh karena itu, apabila manajer puncak tidak mempunyai keahlian dan kepemimpinan, maka wewenang yang ada padanya merupakan bumerang.
  • 'Disiplin (Discipline)
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Oleh karena ini, pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap disrinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerajaan sesuai dengan weweanng yang ada padanya.
  • Kesatuan perintah (Unity of command)
Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik. Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesui dengan wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang dari manajer lain kepada serorang karyawan akan merusak jalannya wewenang dan tanggung jawab serta pembagian kerja.
  • Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan perlu diarahkan menuju sasarannya. Kesatuan pengarahan bertalian erat dengan pembagian kerja. Kesatuan pengarahan tergantung pula terhadap kesatuan perintah. Dalam pelaksanaan kerja bisa saja terjadi adanya dua perintah sehingga menimbulkan arah yang berlawanan. Oleh karena itu, perlu alur yang jelas dari mana karyawan mendapat wewenang untuk pmelaksanakan pekerjaan dan kepada siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya agar tidak terjadi kesalahan. Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of directiion) tidak dapat terlepas dari pembaguan kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, serta kesatuan perintah.
  • Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
Setiap karyawan harus mengabdikan kepentingan sendiri kepada kepentingan organisasi. Hal semacam itu merupakan suatu syarat yang sangat penting agar setiap kegiatan berjalan dengan loancar sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik
Setian karyawan dapat mengabdikan kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi apabila memiliki kesadaran bahwa kepentingan pribadi sebenarnya tergantung kepada berhasil-tidaknya kepentingan organisasi. Prinsip pengabdian kepentingan pribadi kepada kepentingan orgabisasi dapat terwujud, apanila setiap karyawan merasa senang dalam bekerja sehingga memiliki disiplin yang tinggi.
  • Penggajian pegawai
Gaji atau upah bagi karyawan merupakan kompensasi yang menentukan terwujudnya kelancaran dalam bekerja. Karyawan yang diliputi perasaan cemas dan kekurangan akan sulit berkonsentrasi terhadap tugas dan kewajibannya sehingga dapat mengakibatkan ketidaksempurnaan dalam bekerja. Oleh karena itu, dalam prinsip penggajian haris dipikirkan bagaimana agar karyawan dapat bekerja dengan tenang. Sistem penggajian harus diperhitungkan agar menimbuulkan kedisiplinan dan kegairahan kerja sehingga karyawan berkompetisi untuk membuat prestasi yang lebih besar. Prinsip more pay for more prestige (upaya lebih untuk prestasi lebih), dan prinsip upah sama untuk prestasi yang sama perlu diterapkan sebab apabila ada perbedaan akan menimbulkan kelesuan dalam bekerja dan mungkin akan menimbulkan tindakan tidak disiplin.
  • Pemusatan (Centralization)
Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang memegang wewenang tertinggi atau manajer puncak. Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan untuk menggunakan wewenang, melainkan untuk menghindari kesimpangsiurang wewenang dan tanggung jawab. Pemusatan wewenang ini juga tidak menghilangkan asas pelimpahan wewenang (delegation of authority)
  • Hirarki (tingkatan)
Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja ini mencakup area yang cukup luas akan menimbulkan hirarki. Hirarki diukur dari wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat perintah.
  • Ketertiban (Order)
Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama karena pada dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau atau tegang. Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan, baik atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu, ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan.
  • Keadilan dan kejujuran
Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral karyawan dan tidak dapat dipisahkan. Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari atasan karena atasan memiliki wewenang yang paling besar. Manajer yang adil dan jujur akan menggunakan wewenangnya dengan sebaik-baiknya untuk melakukan keadilan dan kejujuran pada bawahannya.
  • Stabilitas kondisi karyawan
Dalam setiap kegiatan kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan dengan lancar. Kestabilan karyawan terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan.
Manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya memiliki keinginan, perasaan dan pikiran. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran yang kacau akan menimbulkan goncangan dalam bekerja.
  • Prakarsa (Inisiative)
Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir. Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-beiknya. Jadi dalam prakarsa terhimpun kehendak, perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu, setiap prakarsa yang datang dari karyawan harus dihargai. Prakarsa (inisiatif) mengandung arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya manusia butuh penghargaan. Setiap penolakan terhadap prakarsa karyawan merupakan salah satu langkah untuk menolak gairah kerja. Oleh karena itu, seorang manajer yang bijak akan menerima dengan senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan karyawannya.
  • Semangat kesatuan, semangat korp
Setiap karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa senasib sepenanggyungan sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik. semangat kesatuan akan lahir apabila setiap karyawan mempunyai kesadaran bahwa setiap karyawan berarti bagi karyawan lain dan karyawan lain sangat dibutuhkan oleh dirinya. Manajer yang memiliki kepemimpinan akan mampu melahirkan semangat kesatuan (esprit de corp), sedangkan manajer yang suka memaksa dengan cara-cara yang kasar akan melahirkan friction de corp (perpecahan dalam korp) dan membawa bencana.




Sumber : http://elqorni.wordpress.com/2008/04/24/sejarah-ilmu-manajemen/

Fungsi Manajemen : Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan, Pengendalian

Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di dalamnya. Pada umumnya ada empat (4) fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan (directing) dan fungsi pengendalian (controlling). Untuk fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi staffing (pembentukan staf). Para manajer dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan mampu menguasai semua fungsi manajemen yang ada untuk mendapatkan hasil manajemen yang maksimal.

Di bawah ini akan dijelaskan arti definisi atau pengertian masing-masing fungsi manajemen - POLC :

1. Fungsi Perencanaan / Planning
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.


2. Fungsi Pengorganisasian / Organizing
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.

3. Fungsi Pengarahan / Directing / Leading
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.

4. Fungsi Pengendalian / Controling
Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.




Sumber : http://organisasi.org/fungsi_manajemen_perencanaan_pengorganisasian_pengarahan_pengendalian_belajar_di_internet_ilmu_teori_ekonomi_manajemen

Sejarah Ilmu Manajemen

Sejarah Ilmu Manajemen

Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Beberapa orang melihatnya (dengan definisi) sebagai konseptualisasi modern yang terlambat (dalam hal modernitas yang terlambat). dalam istilah tersebut manajemen tidak memiliki sejarah pra-modern, hanya merupakan pertanda. Beberapa orang lainnya, mendeteksi aktivitas mirip-manajemen di masa pra-modern akhir. beberapa penulis melacak perkembangan pemikiran manajemen pada pedagang-pedangan Sumeria dan pembangun piramid Mesir. Para pemilik budak selama berabad-abad menghadapi permasalahan eksploitasi/memotivasi budak yang bergantung namun terkadang suka melawan (memaksa otoritas), namun banyak perusahaan pra-industri, dengan skala mereka yang kecil, tidak merasa terdorong ungtuk menghadapi permasalahan manajemen secara sistematis. namun, inovasi seperti penyebaran sistem angka Hindu-Arab (abad ke-5 hingga ke15) dan kodifikasi kesekretariatan entri-ganda (1494) menyediakan perangkat untuk penilaian, perencanaan dan kendali manajemen.
Beberapa penulis melacak pengembangan manajemen sejauh perdagangan di Sumeria da
n pembangunan piramid di Mesir.

Abad 19
Bidang pelajaran manajemen berkembang dari ekonomi dalam abad 19. Pelaku Ekonomi klasikAdam Smith dan John Stuart Mill memberikan teori teori pengaturan sumber daya| pengaturan sumber daya, produksi dan penetapan harga. Pada saat yang hampir bersamaan, penemu seperti Eli Whitney, James Watt, dan Matthew Boulton mengembangkan teknik produksi seperti Penetapan standar, prosedur kontrol kualitas, akuntansi biaya, penukaran bahan, dan perencanaan kerja. seperti
Pada pertengahan abad 19, Robert Owen, Henry Poor, dan M. Laughlin dan lain-lain memperkenalkan elemen manusia dengan teori pelatihan, motivasi, struktur organisasi dan kontrol pengembangan pekerja.
Pada akhir abad 19, Pelaku ekonomi marginal Alfred Marshall dan Leon Walras dan lainnya memperkenalkan lapisan baru yang kompleks ke teori manajemen. Pada 1900an manajer mencoba mengganti teori mereka secara keseleruhan berdasarkan sains.

Abad 20
Teori pertama tentang manajemen yang lengkap muncul sekitar tahun 1920. Orang seperti Henry Fayol dan Alexander Church menjelaskan beberapa cabang dalam manajemen dan hubungan satu sama lain.
Peter Drucker menulis salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: “Konsep Korporasi” (Concept of the Corporation), diterbitkan tahun 1946. Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.
H. Dodge, Ronald Fisher, dan Thorton C Fry memperkenalkan teknik statistika ke dalam manajemen. Pada tahun 1940an, Patrick Blackett mengkombinasikan teori statistika dengan teori mikroekonomi dan lahirlah ilmu riset operasi. Riset operasi, sering dikenal dengan “Sains Manajemen”, mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi.
Mendekati akhir abad 20, manajemen terdiri dari beberapa bidang terpisah, termasuk:



Sumber : http://elqorni.wordpress.com/2008/04/24/sejarah-ilmu-manajemen/


Top 10 Ranking Perusahaan Terbaik Di Indonesia Tahun 2011

10 Perusahaan Terbaik di Indonesia untuk tahun 2011. 

1. Astra International
2. Bank BRI
3. Telkomsel
4. Garuda Indonesia
5. Adhi Karya
6. Teh Sosro
7. Medco Indonesia
8. Astra Agro Lestari
9. Mustika Ratu
10. Adira Finance

Ada sejumlah catatan yang layak dibentangkan berkaitan dengan daftar peringkat 10 Perusahaan Terbaik di Indonesia diatas.

Catatan pertama : pilihan nomer satu yang jatuh pada Astra International mungkin bukan sebuah kejutan. Telah lama perusahaan ini dikenang sebagai organisasi bisnis yang tangguh, baik dari sisi profitabilitas atau terutama, dalam ketangguhan sistem manajemen dan jajaran SDM-nya. Mereka layak berutang budi pada mendiang William Soerjadjaja dan juga mantan CEO mereka Teddy Rakhmat – dua figur utama yang telah meletakkan pondasi bisnis yang amat kokoh demi melesatnya Astra di kemudian hari (sayang di Indonesia, jarang ada tokoh bisnis sehebat Oom William).

Bank BRI menjadi nomer dua karena mereka benar-benar bank yang luar biasa. Net profit mereka telah menembus angka 6 triliun rupiah; dan ini mereka bangun melalui fokus pada segmen UKM di segenap penjuru Indonesia. Bank BRI adalah contoh sempurna tentang BUMN yang punya level kelas dunia.

Teh Sosro dan Mustika Ratu adalah dua eksemplar bagus tentang bagaimana ketangguhan bisnis lokal untuk memenangkan kompetisi skala global. Sampai hari ini Sosro masih terus bertahan sebagai market leader. Mudah-mudahan mereka tetap bisa bertahan sebagai perusahaan domestik, tidak bernasib sepertu Aqua yang dicaplok Danone dari negeri Perancis. Mustika Ratu juga terus menjulang dan merangsek ke pasar Asia, dengan CEO baru-nya yang cantik itu, putri tunggal dari sang pendiri Mooryati Soedibyo.

Adhi Karya diam-diam adalah perusahaan konstruksi top di negeri ini. Mereka punya banyak projek di luar negeri (Timur Tengah dan China) and you know what. Para karyawan mereka yang bekerja di luar negeri dianggap sebagai salah satu pekerja konstruksi terbaik di dunia. Banyak project owners di luar negeri yang kagum dengan ketekunan, ketrampilan dan dedikasi mereka.

Kelapa sawit adalah produk unggulan yang akan membawa negeri ini melambung dalam kancah ekonomi global. Dan Astra Agro Lestari adalah salah satu perusahaan sawit yang paling bagus di tanah air (mereka juga bagus karena anak perusahaan Astra International).

Demikianlah catatan ringkas tentang 10 Perusahaan Terbaik di Indonesia. Mereka semua merupakan figur penting yang mudah-mudahan bisa membawa negeri ini menuju kemakmuran (melalui penciptaan lapangan kerja, membayar pajak dengan rajin, dan multiplier effects lainnya).
Tentu saja diharapkan mereka juga bisa terus melakukan inovasi : inovasi dalam produk, inovasi dalam proses kerja, dan juga inovasi dalam praktek manajemen yang berkaliber internasional.




Sumber : http://strategimanajemen.net/2011/03/14/ranking-10-perusahaan-terbaik-di-indonesia/

Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli

1.      Menurut Dr. SP. Siagian dalam buku  “FILSAFAT ADMINISTRASI, Manajemen dapat didefinisikan sebagai :
Kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui orang lain.
Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa management merupakan inti daripada administrasi karena memang management merupakan alat pelaksana utama daripada administrasi.
2.      Menurut Prof. Dr. H. Arifin Abdulrachman dalam buku “KERANGKA POKOK-POKOK MANAGEMENT” Manajemen dapat didefinisikan sebagai :
A.    Kegiatan – kegiatan atau aktifitas – aktifitas
B.     Proses, yakni kegiatan dalam rentetan urutan – urutan
C.     Institut atau orang – orang yang melakukan kegiatan atau proses kegiatan
3.       Menurut Ordway Tead yang disadur oleh DRS. HE. Rosyidi dalam buku “ORGANISASI DAN MANAGEMENT“ adalah :
Proses dan kegiatan pelaksanaan usaha memimpin dan menunjukan arah penyelenggaraan tugas suatu organisasi didalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
4.      Menurut Marry Parker Follet :
Manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
5.      Menurut James A.F. Stonner :
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha – usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber – sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan.
Jadi dapat disimpulkan manajemen adalah proses kegiatan dengan melalui orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu serta dilaksanakan secara berurutan berjalan kearah suatu tujuan.




sumber : http://putracenter.net/2008/11/21/definisi-manajemen-menurut-para-ahli/

Dampak Manajemen Dalam Kehidupan Sehari - hari

Manfaat manajemen dalam kehidupan sehari-hari. 
 
Dengan manajemen yang baik, kita bisa membuat hidup kita lebih produktif. Bayangkan jika hidup kita tidak menejemen dengan baik, tidak planning untuk kegiatan yang akan kita lakukan, kerena planning yang tidak pasti membuat proses pengawasn untuk melakukan aktivitas tersebut juga akan tidak maksimal dan cenderung di abaikan sehingga mengakibatkatkan banyaknya waktu terbuang hanya untuk hal yang sangat tidak bermanfaat. Tentunya manfaat manajemen yang baik dalam kehidupan dapat mengatasi dan mencegas dampak-dampak diatas. Dengan adanya manajemen yang baik kehidupan kita akan lebih teratur, seorang dapat merelealisaikan segala keinginannya. Dengan manajemen kehidupan yang baik akan menjadi bekal pada saat memasuki dunia yang sebenarnya misalnya menenajemen suatu perusahaan. Dengan kemampuan memanajemen tersebut kita akan membiasakan diri kita disiplin.

 Dalam menjadi kehidupan sehari-hari mungkin secara tidak sadar kita telah menerapkan konsep dasar manajemen, akan tetapi ada seseorang yang melakukan manajemen kehidupan dengan baik, namun masih banyak orang yang melalaikan pentingnya manajemen. Manajemen kehidupan mungkin adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengerahan tenaga, dan pengendalian terhadap aktivitas-aktivitas hidup kita sehari-hari.

· Dampak manajemen yang buruk terhadap kehidupan seseorang.
Jika kita melakukan manajemen yang buruk dalam kehidupan tentunya akan berdampak buruk terhadahap kehidupan kita antara lain :

    1. Seseorang yang tidak mempunyai manajemen kehidupannya baik akan banyak membuang waktunya untuk kepentingan yang kurang berguna. Padahal Orang Barat mengatakan bahwa waktu adalah uang, sedangkan Al-Hasan mengatakan, “Aku mendapati beberapa kaum yang salah satu di antara mereka sangat kikir terhadap umurnya ketimbang dirhamnya.” Dia mengetahui bahwa apabila umur menghilang, maka dia akan lenyap. Sementara harta, apabila suatu ketika lenyap, maka di saat yang lain bisa didapatkan kembali. Dari sini kita bisa melihat bahwa waktu tidak setara nilainya dengan uang, ia lebih berharga darinya. Sebagaimana dinyatakan Abdullah bin Mas’ud, “Aku tidak pernah menyesal atas sesuatu melebihi penyesalanku atas hari ketika matahari tenggelam, maka ajalku semakin berkurang, sementara amalku tidak bertambah.”
    2. orang yang tidak dapat memanfaatkan waktunya dengan baik , ia seolah-olah dikejar-kejar waktu, tidak bisa hidup tenang, tak mampu mewujudkan tujuan-tujuannya, dan tak bisa menikmati hidup. Serta setiap melakukan suatu tugas hasilnya tidak akan maksimal karena dilakukan dengan tergesa-gesa.
    3.  Ada kemungkinan menghilangkan kepercayaan pada dirinya akan berkuran, karena orang yang tidak bisa memanajemen kehidupan yang baik.
    4. penghasilan (keuangan) tidak akan baik jika tidak ada manajemen yang baik. Seseorang akan menghambur-hamburkan uangnya untuk kepentingan yang sebenarnya bisa ditekan dan dihapus.
    5. Orang tersebut kurang efektif melakukan kesuatu, misalnya tenaga. Semisal ada pekerjaan yang semestinya bisa di kerjakan berangsur-angsur, tetapi buruknya manajemen kehidupan membuat suatu pekerjaan itu seakan-akan berat.
Diatas ini adalah sebagian dampak yang akan terjadi jika kita tidak dapat memanajemen kehidupan kita dengan lebih baik. 




Sumber : http://choliscollection.blogspot.com/2011/06/manajemen-dalam-kehidupan-sehari-hari.html